Pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa kopi di rak supermarket selalu menampilkan dua nama ini: Arabica dan Robusta? Mereka seperti dua "karakter utama" dunia kopi — berbeda sifat, rasa, dan tantangan tumbuhnya.
🌱 Arabica: Sang Seniman Sensitif
Tumbuh di ketinggian >1000 mdpl dengan suhu sejuk 18-22°C dan tanah yang subur. Meski sensitif terhadap perubahan cuaca dan hama, Arabica menghadirkan rasa yang lembut dan kompleks dengan aroma bunga, buah-buahan, atau cokelat. Body-nya cenderung bersih seperti sirup dengan keasaman yang cerah.
💪 Robusta: Si Petarung Tangguh
Tahan penyakit dan lebih adaptif di dataran rendah (0-800 mdpl) dengan suhu hangat 22-30°C. Produktifitasnya tinggi dengan rasa yang lebih kuat, earthy, dan body yang berat. Kandungan kafeinnya yang lebih tinggi memberinya karakter pahit alami yang khas.
💡 Fakta Unik: Kandungan kafein Robusta 1.7-2.5% sementara Arabica hanya 1.2-1.5%. Perbedaan inilah yang membuat Robusta sering dipakai dalam blend espresso untuk memberikan "crema" yang tebal dan "tendangan" ekstra.
❓ Jadi, pertanyaannya: kamu tim si kompleks Arabica atau si kuat Robusta?
➡️ Selanjutnya, kita akan membahas rasa: "Benarkah Kopi dari Dataran Tinggi Lebih Enak?"
Sumber Referensi:
- World Coffee Research. "Arabica vs. Robusta" - https://worldcoffeeresearch.org/work/arabica-vs-robusta/
- Specialty Coffee Association. "Coffee Standards" - https://sca.coffee/
- Illy, A. & Viani, R. (2005). "Espresso Coffee: The Science of Quality"
Gambar: https://pixabay.com/id/photos/cafe-kopi-kopi-robusta-coffeebean-3771606/
Penulis
🐻
Muhammad Zakariya Ansori