Kamu pernah bingung mau ngopi di mana, lalu melihat dua atau tiga kedai kopi favoritmu berdiri saling berdekatan, seolah sengaja bertetangga? Entah itu Janji Jiwa di sebelah Kopi Kenangan, atau kafe lokal yang lokasinya hanya selemparan batu dari kompetitornya.
Mungkin terlihat aneh, seperti sengaja mencari lawan. Tapi, tahukah kamu bahwa ini adalah sebuah strategi bisnis? Fenomena yang disebut co-location ini ternyata punya banyak keuntungan, baik bagi pemilik kafe maupun bagi kita, para penikmat kopi.
Yuk, kita bedah rahasianya!
1. Menciptakan "Pusat Ngopi" Dadakan
Bayangkan kamu dan teman-temanmu ingin nongkrong, tapi belum tahu mau ke mana. Ketika kalian tahu ada satu area yang punya banyak pilihan kafe, kemungkinan besar kalian akan langsung menuju ke sana.
Inilah keuntungan pertama. Dengan berkumpul di satu lokasi, para pemilik kafe secara tidak langsung menciptakan sebuah "magnet" atau destinasi kopi. Area tersebut menjadi lebih menarik dan ramai pengunjung. Bagi kita, ini jelas menguntungkan: jika satu kafe penuh, kita tinggal melangkah ke sebelahnya. Pilihan jadi lebih banyak, dan kita tidak perlu buang waktu mencari-cari lagi.
2. Pertarungan Sehat untuk Jadi yang Terbaik
Berdiri di sebelah pesaing adalah cara paling efektif untuk "unjuk gigi". Kehadiran kompetitor memaksa setiap kafe untuk memperkuat identitas dan kualitas mereka.
Bagaimana caranya? Ada yang fokus pada biji kopi spesialti yang tidak dimiliki pesaing. Ada yang menonjolkan desain interior yang super Instagrammable. Ada juga yang mengandalkan pelayanan barista yang luar biasa ramah.
Bagi kita, para pelanggan, "pertarungan" ini adalah sebuah berkah. Setiap kafe akan berlomba-lomba memberikan pengalaman terbaik agar kita memilih mereka dan kembali lagi. Hasilnya? Kualitas kopi dan pelayanan jadi semakin baik.
Jadi, Apa Kata Riset?
Menurut beberapa penelitian bisnis, strategi kafe yang saling berdekatan ini memang bukan kebetulan. Keputusan ini didasari oleh tiga hal utama:
- Aglomerasi Ekonomi: Istilah keren untuk efek "magnet" yang kita bahas tadi.
- Mengikuti Jejak Keramaian: Para pebisnis kopi yang cerdas tidak akan asal menebak. Mereka bertindak seperti pengamat yang baik, di mana ada pusat aktivitas di situlah mereka akan mendirikan 'markas' barunya.
- Fasilitas Publik: Lokasi yang dekat dengan perkantoran, kampus, atau stasiun selalu menjadi incaran utama.
Jadi, lain kali kamu melihat dua kedai kopi bersaing ketat di lokasi yang sama, kamu sudah tahu rahasianya. Ini bukan sekadar persaingan, melainkan sebuah strategi untuk menarik perhatianmu.
Sumber:
Hidayat, N., Dzaki, H., & Wirawan, M. (2024). Analisis Strategi Lokasi terhadap Tingkat Daya Tarik Masyarakat di EJ33 Avenue Tarakan. El-Mal: Jurnal Kajian Ekonomi & Bisnis Islam. https://doi.org/10.47467/elmal.v5i5.1202.
Sumara, R. (2024). Integrating SWOT Analysis and Business Model Canvas: A Strategic Approach for Indonesian Coffee Shops. eCo-Buss. https://doi.org/10.32877/eb.v7i1.1530.
Wibowo, T., Udasmoro, W., & Noviani, R. (2020). Configuring the sustainable strategy of internet cafe in Yogyakarta, Indonesia, to remain popular in nowadays. Entrepreneurship and Sustainability Issues, 8, 1122-1132. https://doi.org/10.9770/jesi.2020.8.1(75).
Penulis:
