Biji kopi mentah (green bean) hampir tidak beraroma dan rasanya hambar. Semua aroma kopi yang kita kenal terbentuk selama proses sangrai (roasting), melalui reaksi kimia kompleks yang disebut Maillard dan karamelisasi.
🔥 Light Roast (Suhu 196-205°C)
Dihentikan tak lama setelah "First Crack". Warna kayu manis, tidak berminyak.
Rasa: Keasaman cerah menonjol, aroma floral/fruity sangat jelas, body ringan. Cocok untuk menikmati karakter origin.
☕ Medium Roast (Suhu 210-220°C)
Titik sangrai paling seimbang, antara First Crack dan sebelum Second Crack. Warna cokelat medium.
Rasa: Keasaman dan body seimbang, rasa karamel, cokelat, atau kacang mulai muncul. Cocok untuk semua metode seduh.
🌑 Dark Roast (Suhu 225-240°C)
Disangrai hingga memasuki atau setelah "Second Crack". Warna gelap dan berminyak.
Rasa: Rasa pahit dan smoky dominan, body sangat tebal, keasaman hampir hilang. Cocok untuk espresso dan kopi susu.
💡 Fakta Unik: Roaster profesional menggunakan Development Time Ratio (DTR) untuk mengontrol rasa. Perbedaan 15-20 detik atau 2-3°C saja bisa mengubah profil rasa secara drastis. Seni mereka adalah mengungkap potensi terbaik si biji.
Tapi, sebelum biji wangi ini siap seduh, ada satu langkah krusial yang menentukan nasib cangkirmu.
➡️ Selanjutnya, kita akan membahas: "Ukuran Giling: Kunci Rahasia di Setiap Cangkir"
Sumber Referensi:
- Illy, A. & Viani, R. (2005). "Espresso Coffee: The Science of Quality"
- Specialty Coffee Association. "Roast Color Classification" - https://sca.coffee/
- Fuller, M. & Rao, N.Z. (2017). "The Effect of Roasting on Coffee Volatile Aroma Compounds"
Gambar: https://pixabay.com/id/photos/kopi-memanggang-roaster-hitam-3339157/
Penulis
🐻
Muhammad Zakariya Ansori